Selama lebih dari seabad, Greenwich, kawasan di sebelah tenggara London, dikenal sebagai pusat waktu dunia dan menjadi penanda pergantian hari baru. Namun sejak tahun lalu, supremasi Greenwich Mean Time (GMT) mendapat tantangan baru dari Mekah. Kota yang dikenal sebagai Ibukota Muslim sedunia itu memiliki jam raksasa menyaingi Big Ben di London.
Jam ini mulai berdetak pada awal Ramadan tahun lalu, tepat setahun dari hari ini di puncak Royal Mecca Clock Tower. Lebih dari sekadar hiasan kota, jam ini menjadi simbol keyakinan para ilmuwan muslim bahwa Mekah adalah pusat waktu dunia yang lebih tepat daripada Greenwich. Dengan bentuknya yang mirip dengan St Stephen’s Tower (tempat berdirinya Big Ben) atau Empire State Building, Arab Saudi ingin menyaingi Inggris dalam segala hal. Jam tersebut menggunakan standar waktu Arab yang tiga jam lebih cepat daripada GMT.
Dasar pembuatan jam ini adalah keinginan para ilmuwan muslim dan ulama Arab untuk mengganti GMT dengan waktu Mekah. Mereka berkeyakinan bahwa Arab Saudi adalah pusat bumi yang sebenarnya.
Mekah dikenal selama ribuan tahun sebagai tempat tujuan umat muslim sedunia untuk beribadah haji. Ajakan untuk mengganti GMT dengan waktu Mekah telah dikemukakan pada konferensi yang digelar di Qatar tahun lalu dengan tema Mekah, pusat Bumi, teori dan praktiknya.
Kiblat muslim
Seorang geolog berkomentar bahwa tidak seperti garis bujur lainnya, Mekah tepat sejajar dengan kutub utara magnet bumi. Menurutnya, Inggris telah memaksakan GMT kepada dunia dengan kekuatannya saat masih menjadi negara penjajah pada abad 19. Kini, kondisinya sudah berubah.
Ulama terkemuka, Yusuf Qardawi, mengatakan ilmu pengetahuan modern telah membuktikan bahwa Mekah adalah pusat bumi yang sebenarnya. Mekah sebagai kiblat muslim dunia adalah salah satu buktinya.
Konferensi tersebut juga membahas apa yang disebut dengan jam Mekah yang digagas oleh seorang muslim Prancis. Jam itu berputar melawan arah jarum jam dan diharapkan dapat membantu umat muslim menentukan arah Mekah dari lokasi mana pun di bumi.
Selain itu, ada kepercayaan di antara para ilmuwan muslim ini bahwa posisi Mekah juga diungkap dalam kitab suci. Namun, upaya ini juga memancing kritik khususnya dari dunia barat. Dari berbagai sumber - Oleh : Adib Muttaqin Asfa
Jam ini mulai berdetak pada awal Ramadan tahun lalu, tepat setahun dari hari ini di puncak Royal Mecca Clock Tower. Lebih dari sekadar hiasan kota, jam ini menjadi simbol keyakinan para ilmuwan muslim bahwa Mekah adalah pusat waktu dunia yang lebih tepat daripada Greenwich. Dengan bentuknya yang mirip dengan St Stephen’s Tower (tempat berdirinya Big Ben) atau Empire State Building, Arab Saudi ingin menyaingi Inggris dalam segala hal. Jam tersebut menggunakan standar waktu Arab yang tiga jam lebih cepat daripada GMT.
Dasar pembuatan jam ini adalah keinginan para ilmuwan muslim dan ulama Arab untuk mengganti GMT dengan waktu Mekah. Mereka berkeyakinan bahwa Arab Saudi adalah pusat bumi yang sebenarnya.
Mekah dikenal selama ribuan tahun sebagai tempat tujuan umat muslim sedunia untuk beribadah haji. Ajakan untuk mengganti GMT dengan waktu Mekah telah dikemukakan pada konferensi yang digelar di Qatar tahun lalu dengan tema Mekah, pusat Bumi, teori dan praktiknya.
Kiblat muslim
Seorang geolog berkomentar bahwa tidak seperti garis bujur lainnya, Mekah tepat sejajar dengan kutub utara magnet bumi. Menurutnya, Inggris telah memaksakan GMT kepada dunia dengan kekuatannya saat masih menjadi negara penjajah pada abad 19. Kini, kondisinya sudah berubah.
Ulama terkemuka, Yusuf Qardawi, mengatakan ilmu pengetahuan modern telah membuktikan bahwa Mekah adalah pusat bumi yang sebenarnya. Mekah sebagai kiblat muslim dunia adalah salah satu buktinya.
Konferensi tersebut juga membahas apa yang disebut dengan jam Mekah yang digagas oleh seorang muslim Prancis. Jam itu berputar melawan arah jarum jam dan diharapkan dapat membantu umat muslim menentukan arah Mekah dari lokasi mana pun di bumi.
Selain itu, ada kepercayaan di antara para ilmuwan muslim ini bahwa posisi Mekah juga diungkap dalam kitab suci. Namun, upaya ini juga memancing kritik khususnya dari dunia barat. Dari berbagai sumber - Oleh : Adib Muttaqin Asfa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar